cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Furnace
ISSN : 25551801     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2016)" : 5 Documents clear
Rekayasa Karbon Aktif Dari Bulu Ayam Untuk Bahan Hydrogen Storage Irmansyah Putra
Jurnal Furnace Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Metalurgi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.77 KB)

Abstract

Salah satu alternatif penyimpanan hidrogen adalah dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif karena memiliki kemampuan adsorpsi yang yang besar berkaitan dengan luas permukaan dan ukuran porinya.Untuk meningkatkan daya adsorpsi dari adsorben dapat dilakukan dengan menjadikan sebanyak mungkin porinya yang termasuk kategori micropori sehingga sesuai dengan ukuran molekul hidrogen sebagai  adsorbate.  Dengan  semakin  besarnya  prosentase  mikropori  yang  dimiliki  dibandingkan makropori dan mesoporinya, maka kemampuan adsorpsi dari adsorben tersebut diharapkan akan meningkat. Penelitian ini menggunakan material bulu ayam sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Bulu ayam sebelumnya dikarbonisasi dahulu selama 60 menit pada suhu 400oC hingga terbentuk arang/karbon.  Karbon  kemudian  diaktivasi  secara  kimia  yaitu  dengan  cara  mencampurkan  karbon dengan KOH dengan perbandingan 1:2. Dalam penelitian ini karbon aktif dibentuk menjadi dua yaitu bentuk serbuk dan pellet. Pada karbon aktif pellet terjadi penambahan binder sebagai perekat. Setelah tahap pencampuran, karbon kemudian diaktivasi pada temperatur 400oC, 500oC, 600oC selama 60 menit. Hasil percobaan kemudian dikarakterisasi dengan pengujian SEM dan uji BET. Hasil pengujian BET menghasilkan luas permukaan pori tertinnggi dihasilkan oleh karbon aktif serbuk dengan nilai3,257 m2/g dan 3,109 m2/g untuk karbon aktif pellet. Sedangkan hasil terendah didapat karbon aktif bentuk pellet sebesar 1,47 m2/g dan 0,796 untuk karbon aktif serbuk. Pada uji SEM terlihat perbedaan anatar karbon sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi yaitu terlihat pori yang terbuka setelah karbon diaktivasi
PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK TEMBAKAU TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA API 5L X - 52 PADA ARTIFICIAL BRINE WATER DENGAN INJEKSI GAS CO2 Rapli Nur Ahmadi
Jurnal Furnace Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Metalurgi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.293 KB)

Abstract

Terdapatnya brine water yang mengandung NaCl dan HCO3- yang tinggi serta adanya gas CO2 yang terlarut pada pipa penyalur crude oil dapat meningkatkan potensi korosi[4. Penggunaan inhibitor korosi alami menjadi alternatif baru untuk menyelesaikan masalah tersebut. Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena bersifat aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk, mengetahui pengaruh penambahan ekstrak tembakau terhadap laju korosi dan efisiensi inhibisi yang dihasilkan. Pengujian pada penelitian ini menggunakan  FTIR, Spectroscopy, Mikroskop Optik, TLC Densitometri, hingga Software Gamry 6.25 untuk pengujian polarisasi Tafel dan EIS. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data laju korosi mengalami penurunan dengan penambahan ekstrak tembakau. Penurunan optimum laju korosi terjadi pada penambahan 60 ppm ekstrak tembakau pada larutan ABW 1 sebesar 8,95 mpy dan ABW 2 sebesar   9,87 mpy. Peningkatan optimum efisiensi inhibisi terjadi pada penambahan 60 ppm ekstrak tembakau, untuk larutan ABW 1 sebesar 79,51% dan  ABW 2 sebesar 80,94%. Sedangkan efisiensi inhibisi mulai mengalami penurunan kembali pada penambahan 80 ppm, untuk larutan ABW 1 sebesar 42,32% dan ABW 2 sebesar 68,71%. 
Pengaruh Komposisi Sn dan Zn pada Paduan Al terhadap Produksi Hidrogen melalui Reaksi Hasil Canai Dingin dengan Larutan NaOH Esky Yanurdin
Jurnal Furnace Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Metalurgi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.428 KB)

Abstract

Hidrogen merupakan salah satu dari energi terbarukan yang sedang dikembagkan sampai saat ini, kerena berlimpah di alam dan  sifanya yang ramah lingkungan. Reaksi hidrolisis antara aluminium (Al) dengan air murni dapat menghasilkan gas hidrogen. Namun, lapisan passive pada permukaan Al menghalangi jalannya reaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salah salah satu unsur low melting point seperti timah (Sn) dan seng (Zn) terhadap reaksi hidrolisis pada larutan NaOH serta penambahan deformasi canai dingin pada paduan Al – Sn – Zn yang diharapkan mampu melindungi dan merusak lapisan passive pada Al. Pada penelitian ini, sampel dibuat dengan memadukan Al dengan Sn dan Zn dengan teknik pengecoran pada paduan Al - 3 Sn - Zn (wt.%) dengan variasi komposisi Zn (wt.%) 0%; 2%; 4% dan 6% serta paduan Al – Sn – 3 Zn (wt.%) dengan variasi komposisi Sn (wt.%) 0%; 2%; 4% dan 6%. Paduan kemudian dilakukan homogenisasi selama 24 jam. Sampel dilakukan canai dingin dengan reduksi sebesar 60%. Reaksi hidrolisispaduan dilakukan dengan larutan NaOH 0,9 M. Hasil menunjukan bahwa produksi volume hidrogen yang didapat sangat rendah dengan konversi efisiensi (%) terbesar yaitu 3,3 % pada sampel paduan 91 Al – 3 Sn –6 Zn (wt.%) dan terendah pada sampel paduan 97 Al – 0 Sn – 3 Zn (wt.%) yaitu sebesar 1,08%. Hasil analisa XRD pada sampel paduan sebelum reaksi menunjukan bahwa tidak terbentuk fasa intemetalik dan hanya terbentuk  fasa  tunggal  Al  dan  Sn,  kemudian  setelah  sampel  direaksikan  dengan  larutan  NaOH  0,9  M terbentuk senyawa Al(OH)3 dan AlOOH yang mempengaruhi laju reaksi hidrolisis paduan Al – Sn – Zn.
Pengaruh Konsentrasi Larutan KOH, Waktu Tahan dan Temperatur Aktivasi Kimia Pada Pembuatan Karbon Aktif Dari Bulu Ayam Untuk Pengembangan Hidrogen Storage Ichsan Priambodo
Jurnal Furnace Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Metalurgi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.087 KB)

Abstract

Bulu ayam  merupakan limbah  hasil pemotongan bulu ayam. Limbah bulu ayam dapat dimanfaatkan menjadi produk karbon aktif. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan proses karbonisasi (proses pengarangan), proses grinding, proses aktivasi kimia dan proses aktivasi fisika. Tujuan penilitian ini yaitu menganalisa pengaruh konsentrasi KOH, waktu tahan dan temperatur aktivasi kimia terhadap luas permukaan pori. Berdasarkan hasil pengujian analisa proximate didapatkan nilai fix carbon sebesar 49,18% dan 65,8% unsur karbon hasil analisa ultimate. Proses pembuatan karbon aktif dimulai dengan proses karbonisasi dengan  temperatur 400oC dan waktu tahan selama 2 jam hingga menjadi karbon. Karbon melalui tahap proses grinding dan sieving dengan ukuran 100# dan 10 gram hasil sieving digunakan untuk analisa proximate dan ultimate. Proses selanjutnya yaitu aktivasi kimia, temperatur aktivasi kimia yang digunakan yaitu temperatur 30oC dan temperatur 80oC, waktu tahan aktivasi kimia yang digunakan yaitu 60 menit dan 120 menit, untuk konsentrasi KOH yang digunakan yaitu 1M, 2M dan 3M. Karbon aktif hasil aktivasi kimia lalu dibersihkan hingga bersih menggunakan 0,1M HCl dan aquades. Proses selanjutnya proses drying  dengan temperatur 100 oC selama 240 menit dan aktivasi fisika dengan temperatur 500oC selama 60 menit dengan activating agent gas Argon. Karbon aktif di uji BET (surface area) dan foto SEM untuk melihat pori karbon aktif. Hasil BET untuk luas permukaan pori paling besar terjadi pada temperatur aktivasi kimia 80oC, konsentrasi larutan KOH 3M dan waktu tahan aktivasi kimia selama 60 menit dengan luas permukaan pori sebesar 2,71 m2/g.
PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN DAN CURRENT DENSITY PADA PIPA BAJA DALAM APLIKASI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) R.E.Dinar Rahmawati
Jurnal Furnace Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Teknik Metalurgi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.156 KB)

Abstract

Dalam industri minyak gas dan bumi, pipa bawah tanah merupakan salah satu alternatif transportasi untuk memindahkan produk penambangan minyak dan gas, sehingga pipa harus memiliki keamanan yang sangat tinggi untuk menghindari terjadinya kegagalan, namun pada penggunaanya pipeline tidak sepenuhnya memiliki keamanan yang tinggi sehingga terjadi kegagalan seperti kebocoran yang disebabkan karena adanya korosi. Coating wrapping tape menjadi alternatif untuk perlindungan pipa dari serangan korosi namun, pada aplikasinya ketika proses penempatan, proses transportasi dan proses pemasangan wrapping tape harus dilakukan secara bertahap sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama dalam proses pengerjaannya. Hal ini memungkinkan pipa yang telah dilakukan coating dengan wrapping tape akan dibiarkan begitu saja di atas tanah selama berhari-hari sebelum pipa tersebut ditanam ke dalam tanah sehingga pipa kontak langsung dengan udara luar yang temperaturnya berbeda-beda pada setiap harinya. Hal ini akan menyebabkan beberapa kerusakan pada coating dari pipeline tersebut. Fenomena ini disebut juga coating breakdown sehingga ini akan memicu terjadinya korosi pada pipa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada pipa dengan coating wrapping tape ( 25oC ; 30oC ; 75oC ; 120oC) terhadap besar nilai coating breakdown dan current density yang diperlukan pada potensial proteksi dengan waktu tahan pada lingkungan terbuka selama 7 hari serta atenuasi yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan meningkatnya temperatur (25oC-120oC) maka akan dihasilkan coating breakdown dan current density yang akan semakin meningkat pula, serta semakin besar nilai coating breakdown maka semakin besar atenuasi yang terjadi.

Page 1 of 1 | Total Record : 5